Bau miss V seorang wanita dapat berbeda-beda di dalam satu siklus menstruasi. Anda juga tidak perlu khawatir jika miss V Anda terasa bau setelah melakukan aktivitas yang berkeringat. Namun jika miss V bau disertai dengan gejala lain, seperti gatal, nyeri, atau keputihan, Anda perlu waspada. Karena, itu artinya terdapat masalah pada kesehatan daerah kewanitaan Anda.
Kenali Penyebab miss V Bau
Menjaga kesehatan dan kebersihan daerah kewanitaan atau miss V adalah hal yang penting. Kenali beberapa penyebab miss V bau di bawah ini, dan beragam gejala lainnya, guna mengetahui apakah bau pada miss V berbahaya atau tidak.
Menjaga kesehatan dan kebersihan daerah kewanitaan atau miss V adalah hal yang penting. Kenali beberapa penyebab miss V bau di bawah ini, dan beragam gejala lainnya, guna mengetahui apakah bau pada miss V berbahaya atau tidak.
1.Trikomoniasis
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis dan merupakan salah satu dari penyakit menular seksual. Penularan penyakit trikomoniasis dapat melalui hubungan antara peni* dengan va*ina atau va*ina dengan va*ina. Penyakit ini kadang tidak bergejala, namun dapat menular ke pasangan seksual penderitanya. Va*ina bau dengan ciri bau amis atau bau busuk adalah salah satu gejala
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi parasit Trichomonas vaginalis dan merupakan salah satu dari penyakit menular seksual. Penularan penyakit trikomoniasis dapat melalui hubungan antara peni* dengan va*ina atau va*ina dengan va*ina. Penyakit ini kadang tidak bergejala, namun dapat menular ke pasangan seksual penderitanya. Va*ina bau dengan ciri bau amis atau bau busuk adalah salah satu gejala
2.trikomoniasis.
Vaginosis bakterialis
Dalam kondisi normal, va*ina dihuni oleh bakteri baik yang tidak menimbulkan penyakit dan berfungsi melindungi va*ina dengan membuat suasana asam. Namun pada vaginosis bakterialis, jumlah bakteri normal berkurang, sehingga keasaman va*ina menurun dan bakteri lain yang dapat memicu penyakit justru mengalami peningkatan. Akhirnya, terjadi infeksi di dalam va*ina. Va*ina bau merupakan salah satu gejala yang muncul dari kondisi ini. Ciri bau va*ina pada penyakit ini adalah amis atau seperti bau ikan, setelah melakukan hubungan intim. Selain itu, va*ina akan mengeluarkan keputihan berwarna abu-abu atau putih, yang berbuih atau encer.
Selain beberapa hal di atas, meski jarang terjadi atau tergolong tidak umum terjadi, penyebab timbulnya va*ina bau lainnya antara lain adalah kanker va*ina, kanker serviks, atau fistula rektovaginal. Perubahan hormon atau mengonsumsi makanan tertentu, seperti bawang, keju, kol, ikan, dan cabe, juga terkadang dapat membuat vagina bau.
Vaginosis bakterialis
Dalam kondisi normal, va*ina dihuni oleh bakteri baik yang tidak menimbulkan penyakit dan berfungsi melindungi va*ina dengan membuat suasana asam. Namun pada vaginosis bakterialis, jumlah bakteri normal berkurang, sehingga keasaman va*ina menurun dan bakteri lain yang dapat memicu penyakit justru mengalami peningkatan. Akhirnya, terjadi infeksi di dalam va*ina. Va*ina bau merupakan salah satu gejala yang muncul dari kondisi ini. Ciri bau va*ina pada penyakit ini adalah amis atau seperti bau ikan, setelah melakukan hubungan intim. Selain itu, va*ina akan mengeluarkan keputihan berwarna abu-abu atau putih, yang berbuih atau encer.
Selain beberapa hal di atas, meski jarang terjadi atau tergolong tidak umum terjadi, penyebab timbulnya va*ina bau lainnya antara lain adalah kanker va*ina, kanker serviks, atau fistula rektovaginal. Perubahan hormon atau mengonsumsi makanan tertentu, seperti bawang, keju, kol, ikan, dan cabe, juga terkadang dapat membuat vagina bau.
Sayangi Daerah Kewanitaan Anda
Kurang menjaga kebersihan daerah kewanitaan bisa menjadi penyebab timbulnya va*ina bau. Jaga kebersihan daerah kewanitaan Anda dengan beberapa cara berikut ini:
Kurang menjaga kebersihan daerah kewanitaan bisa menjadi penyebab timbulnya va*ina bau. Jaga kebersihan daerah kewanitaan Anda dengan beberapa cara berikut ini:
1.Jaga kebersihan Miss V
Perhatikan penggunaan pembalut. Jika Anda sedang dalam masa menstruasi, ingatlah untuk rajin mengganti pembalut Anda dengan yang baru. Hindari menggunakannya selama seharian. Ingat juga untuk menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada vagina Anda. Selain itu, setelah buang air besar, sebisa mungkin hindari menyeka dari belakang ke depan. Agar bakteri yang ada di sekitar anus tidak masuk ke dalam vagina. Ingatlah untuk menyeka dari depan ke belakang. Cara ini juga dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih.
Perhatikan penggunaan pembalut. Jika Anda sedang dalam masa menstruasi, ingatlah untuk rajin mengganti pembalut Anda dengan yang baru. Hindari menggunakannya selama seharian. Ingat juga untuk menghindari penggunaan pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada vagina Anda. Selain itu, setelah buang air besar, sebisa mungkin hindari menyeka dari belakang ke depan. Agar bakteri yang ada di sekitar anus tidak masuk ke dalam vagina. Ingatlah untuk menyeka dari depan ke belakang. Cara ini juga dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih.
2.Perhatikan kelembapan Miss V
Anda juga perlu menjaga bagian kewanitaan Anda tetap kering, dan gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman, seperti katun. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat untuk menghindari meningkatnya kelembapan pada daerah kewanitaan yang dapat memicu infeksi dan berkumpulnya bakteri.
Anda juga perlu menjaga bagian kewanitaan Anda tetap kering, dan gunakan pakaian dalam dengan bahan yang nyaman, seperti katun. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat untuk menghindari meningkatnya kelembapan pada daerah kewanitaan yang dapat memicu infeksi dan berkumpulnya bakteri.
